author : Nayko Ayasame
main cast : Kim Soo Hyun, Bae Suzy (Hyunzy couple)
other cast : Kim Myung Soo, Ham Eun Jung etc
genre : romance, friendship
untuk mendapatkan password ff ini, hubungi admin di https://www.facebook.com/NurizMenantiPertemuanDgnNya
atau dengan mengirim email di naykoayasame@gmail.com untuk menerima password
sertakan judul ff yang ingin kalian baca dan alamat website atau blog kalian jika punya, gomawo
please don't copas, author membuat cerita ini dengan perjuangan imajinasinya, tolong kalian hargai :) terimakasih untuk kerjasamanya
Kumpulan Fanfiction (Bae Suzy, Kim Soo Hyun, Kim Myung Soo--> Hyunzy Couple)
ini adalah fanfiction untuk para penggemar zyple khususnya hyunzy dan myungzy. just for fun. don't BASH DON'T COPAS ^^
Jumat, 26 Desember 2014
Sabtu, 20 Desember 2014
Rainy Days*part 1
Author: Nayko Ayasame
Main Cast: Bae Suzy, Kim Soo Hyun
other cast: Sulli
Genre: School life, friendship, sad,mystery, love story
annyeonghaseo, maaf ya tidak pernah update ff my professornya, author masih belum ada ide gimana ngelanjutin ff itu, tapi ini entah kenapa author tiba-tiba punya ide buat ff lain, sebenarnya ff ini mau author buat one shoot, tapi kayaknya terlalu panjang, jadi author pecah jadi beberapa part, happy reading ya, semoga suka... leave coment kalian ya, gomawoo
Main Cast: Bae Suzy, Kim Soo Hyun
other cast: Sulli
Genre: School life, friendship, sad,mystery, love story
annyeonghaseo, maaf ya tidak pernah update ff my professornya, author masih belum ada ide gimana ngelanjutin ff itu, tapi ini entah kenapa author tiba-tiba punya ide buat ff lain, sebenarnya ff ini mau author buat one shoot, tapi kayaknya terlalu panjang, jadi author pecah jadi beberapa part, happy reading ya, semoga suka... leave coment kalian ya, gomawoo
Rintikan hujan terdengar memenuhi seluruh
sekolah. Ribuan tetesan hujan kecil menjatuhi tanah lapangan berumput di
sekolah SMA Hongdae. Hujan itu nampak deras namun dengan rintikan air hujan
yang lembut bagaikan salju yang turun. Suasana kelas nampak tenang dengan
siswa-siswa yang sibuk mencatat catatan yang dibuat guru di papan tulis.
Suasana pagi ini benar-benar sangat tenang dan dingin.
Tidak lama kemudian perhatian semua siswa
di kelas itu beralih pada guru perempuan yang memasuki kelas mereka. Seorang
gadis muda mengikuti langkah guru tersebut dengan langkah yang perlahan-lahan
dan terlihat sedikit canggung dengan suasana asing disekitarnya. Gadis itu
mengenakan seragam sekolah SMA yang tidak sama dengan seragam SMA siswa Hongdae
lainnya, nampaknya dia seorang siswi pindahan baru dari SMA lain.
“hari ini kita kedatangan siswa baru dari
SMA Seoul, mulai hari ini dia akan menjadi salah satu siswa sekolah Hongdae.
Ibu harap kalian bisa menjadi teman yang baik untuknya” kata guru perempuan
yang berdiri di samping siswi baru itu.
“silahkan perkenalkan dirimu” ucap guru itu
sekali lagi.
“annyeonghaseo... Suzy imnida.... aku dari
SMA Seoul, ayahku dipindah tugaskan ke desa ini dan kami tinggal bersama
dirumah nenek kami disini, salam kenal, mohon bantuannya” kata gadis itu
memperkenalkan diri.
“yeoppo...” bisik salah seorang siswa pada
temannya.
“hal ini akan sulit bagi Suzy, mengingat
dia harus pindah sekolah saat kelas tiga SMA, karena itu ibu harap kalian semua
bisa membantunya untuk segera beradaptasi dengan lingkungan sekolah kita” kata
guru pada siswa-siswanya.
“nee.....” jawab siswa kelas itu antusias.
“mungkin sekolah kami tidak selengkap dan
sebagus sekolahmu di kota dulu, tapi ibu harap kau tidak kehilangan semangatmu
untuk belajar” kata guru itu ramah pada Suzy.
“ne... saya akan berusaha keras” jawab Suzy
dengan penuh senyuman di wajahnya.
“baiklah... kau bisa mengambil kursi kosong
di dekat Sulli.” Ucap guru itu menunjuk gadis berambut panjang yang duduk di
dekat jendela. Sulli memberikan senyuman ramah pada Suzy untuk menyambutnya,
dan tanpa membuang banyak waktu Suzy segera pergi ke kursinya dan mengikuti
pelajaran di sekolah barunya.
“annyeong... Sulli imnida” kata Sulli ramah
menyambut teman barunya.
“Suzy imnida...” balas Suzy.
“pasti kau merasa kesal ya karena harus
pindah dari sekolahmu yang bagus di kota dulu...” kata Sulli mengawali
pembicaraan.
“anniya... sejak kecil aku lahir di desa
ini, keluarga kami baru pindah ke Seoul saat aku berusia 11 tahun, aku baru
tinggal disana selama 6 tahun” kata Suzy menjelaskan.
“ah.. geuraeyo? Kalau begitu kau lebih lama
di desa ini? Baguslah kalau begitu, mulai sekarang kita bisa berteman baik
kan?” tanya Sulli pada Suzy.
“tentu saja” jawab Suzy dengan semangat.
Setelah perkenalan singkat antara keduanya,
Sulli dan Suzy mengalihkan perhatian mereka kembali pada mata pelajaran.
SMA Hongdae adalah salah satu SMA besar
yang ada di desa Yoochun. Tidak banyak sekolah yang ada di desa kecil ini. Desa
Yoochun berada di daerah selatan Korea. Tempat ini sangat jauh dari kota Seoul
tempat tinggal keluarga Suzy dulu. Karena keperluan bisnis ayahnya keluarga
Suzy harus kembali ke desa Yoochun tempat kelahiran Suzy. Ibu Suzy adalah
seorang penduduk Yoochun sementara ayah Suzy adalah penduduk Seoul. Mereka
berdua bertemu saat ayah Suzy ditugaskan perusahaannya di desa itu. Desa
Yoochun adalah desa yang sangat subur dan indah dengan hampir semua daerah
dikelilingi oleh gunung yang tinggi dan sungai yang lebar dan sangat panjang.
Pada musim hujan, hampir setiap hari desa ini akan diguyur air hujan yang akan
membuat udara di sekitar desa semakin dingin dibandingkan dengan udara di
daerah lain yang jauh dari pegunungan.
Setelah selesai dengan jam pelajaran
pertama, Sulli mengajak Suzy berjalan-jalan mengelilingi sekolah. Kedua gadis
itu berkeliling sekolah dari kantin,ruang komputer dan ruang perpustakaan.
Sulli mengajak Suzy masuk kedalam perpustakaan dan berjalan kesudut
perpustakaan yang memiliki jendela yang lebar. Ruang perpustakaan SMA Hongdae
berada di lantai 3 gedung tersebut.
“tempat ini adalah tempat sempurna untuk
belajar, kau bisa melihat banyak hal dari sini, misalnya saja sungai itu. Dan
juga gunung itu” ucap Sulli bersemangat menunjuk sungai yang mengalir jauh
didepannya dengan background pegunungan lewat kaca jendela yang buram karena
embun dari rintik hujan. Suzy mengikuti arah pandang Sulli dan pandangannya
tersita pada aliran sungai yang nampak
tenang dan bening yang berada diluar pagar beton sekolah diseberang
jalan raya.
“indah... pasti terlihat lebih indah saat
tidak hujan seperti sekarang.” Kata Suzy terpesona.
“kau benar. Saat hujan seperti ini tanah
disekitar sungai menjadi licin, kau harus sangat berhati-hati saat
melewatinya.” Kata Sulli memperingati.
“apakah itu sebuah halte bus? Tapi kenapa
aku tidak melihat satupun bus yang lewat?” tanya Suzy penasaran.
“halte itu sudah lama tidak dipakai sejak
bertahun-tahun lalu, dulu memang sempat ada beberapa bus yang digunakan sebagai
transportasi di tempat ini, tapi karena desa ini sangat kecil, pemerintah
daerah merasa pemakaian bus tidak diperlukan, lagipula tidak ada penduduk disini
yang menaikinya, jadi penggunaan bus dihentikan” jelas Sulli kepada Suzy.
“ah geuraeyo...” kata Suzy
mengangguk-angguk pelan.
Mata Suzy terus terfokus pada halte bus
bekas itu, entah mengapa tempat itu memberikan kesan yang lain baginya. Dari
kejauhan dia seperti melihat seseorang siswa sedang duduk di kursi halte itu
dengan wajah yang tertunduk. Siswa itu mengenakan seragam sekolah Hongdae.
“apa yang dia lakukan disana? Bukankah ini
masih jam sekolah?” tanya Suzy penasaran.
“em? Nugu?” tanya Sulli penasaran
memperhatikan arah pandang Suzy.
“siapa yang kau bicarakan?” tanya Sulli
sekali lagi karena tidak bisa menemukan siapapun yang ditunjuk oleh Suzy.
“eh? Apa aku salah melihat karena hujan
yang terlalu deras?” tanya Suzy pada dirinya sendiri.
“ya.. aku rasa kau memang salah melihat”
jawab Sulli singkat.
♪♫♪☻☺♪♫♪
Akhirnya hari
pertama Suzy di sekolah barunya telah berakhir. Pelajaran hari ini telah
selesai, namun rintik hujan tetap belum berhenti. Mungkin hujan akan terus
turun sepanjang hari ini. Suzy pulang bersama dengan Sulli, namun karena arah
jalan mereka berbeda, keduanya berpisah di gerbang sekolah.
Suzy berjalan
pelan-pelan sambil melihat dengan seksama lingkungan di sekitarnya yang basah
karena hujan, dia mencoba mengingat kembali kenangannya di desa ini saat dia
masih kecil. Saat berusia 11 tahun, Suzy mengalami sebuah kecelakaan yang
membuatnya trauma sehingga kehilangan ingatannya. Sejak saat itu dia sama
sekali tidak mengingat apapun yang pernah terjadi padanya saat dia tinggal di
desa Yoochun, karena itu meskipun dia lahir dan besar di desa ini namun dia
sama sekali tidak memiliki ingatan masa kecilnya. Dari orangtuanya dia
mengetahui bahwa saat berusia 11 tahun dia pernah menghilang beberapa jam, saat
itu sedang hujan deras. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi pada Suzy,
namun setelah beberapa jam berlalu akhirnya Suzy dapat ditemukan dengan keadaan
tidak sadarkan diri dengan badan yang sangat dingin di pinggir sungai. Beberapa
hari Suzy tidak sadarkan diri, dan pada akhrinya orangtua Suzy membawa Suzy ke
rumah sakit Seoul karena mengkhawatirkan keadaannya.
Suzy berjalan dengan hati-hati menyusuri
jalan berumput di pinggir sungai. Kali ini dia bisa melihat dengan lebih jelas
sungai yang tadi diamatinya dari kejauhan. Saat berangkat sekolah dia tidak
memperhatikan sungai ini sebelumnya, karena hatinya yang terlalu berdebar-debar
menghadapi hari barunya menjadi siswa pindahan. Namun sejak melihat sungai itu
dari perpustakaan, gadis itu terus saja merasa ada yang lain dengan sungai ini.
Dia merasa bagian dari ingatannya memiliki kenangan yang dalam di sungai ini.
Tidak lama kemudian setelah berjalan
menyusuri jalan di pinggir sungai, Suzy melihat seorang siswa laki-laki yang
duduk berdiam diri di kursi halte bus. Siswa itu mengenakan seragam sekolah
Hongdae yang terlihat sangat basah. Seluruh badannya nampak basah dari atas
rambut sampai ujung kaki. Siswa itu menyadari kehadiran Suzy dan memandang Suzy
dengan diam untuk beberapa saat kemudian berdiri dari tempatnya dan berjalan
menjauh di tengah hujan.
“apakah itu siswa yang aku lihat tadi?”
tanya Suzy penasaran sambil berfikir. Suzy mencoba mencari sosok siswa itu
sekali lagi, namun siswa itu telah menghilang dari pandangan Suzy.
“dia pergi kemana?” tanya Suzy kebingungan
pada dirinya sendiri.
Sejak kejadian saat itu, Suzy sering
melihat siswa yang sama duduk di halte bus itu saat sedang hujan. Beberapa kali
Suzy tidak sengaja menangkap bayangan siswa itu dari jendela kelasnya di tengah
jam pelajaran, dan terkadang Suzy melihatnya saat perjalanan pulang ataupun
berangkat sekolah. Hampir setiap saat hujan datang, siswa itu selalu berada di
halte bus dengan seluruh badannya yang basah kuyup. Suzy tidak mengerti apa
yang dilakukan siswa itu, kenapa dia selalu duduk di halte saat hujan. Suzy
yakin dia adalah siswa sekolah Hongdae dilihat dari seragam yang dikenakannya.
Namun yang tidak dapat dipahami Suzy adalah kenyataan bahwa dia tidak pernah
melihat siswa itu di dalam sekolah.
Saat ini hujan juga sedang turun
rintik-rintik. Suzy berencana untuk menemui siswa itu, sepulang sekolah Suzy
membeli sebotol kopi hangat sebelum keluar sekolah. Dengan berhati-hati Suzy duduk di kursi halte
di samping siswa yang selalu basah kuyup itu.
“ini untukmu...” kata Suzy memberikan kopi
hangat yang dibawanya pada siswa itu. Siswa itu terdiam sesaat dan tidak
mengerti dengan sikap Suzy. Suzy mengembangkan senyumnya kemudian mengangguk
dan mengarahkan kopi hangat itu kearah siswa yang duduk disampingnya.
“gomawo..” ucap siswa itu membalas senyum
Suzy kemudian meminum kopi yang diterimanya.
“ini untuk mengeringkan rambutmu..” kata
Suzy kemudian sambil mengeluarkan handuk kering dari tas yang dibawanya. Siswa
itu nampak ragu, namun pada akhirnya menerima handuk yang diberikan Suzy dan
mnegeringkan rambutnya yang basah.
“kau siswa Hongdae juga kan?” tanya Suzy
penasaran. Siswa itu hanya mengangguk.
“kau murid pindahan dari Seoul itu?” tanya
siswa itu kemudian.
“ne... kau tau aku?” tanya Suzy sedikit
terkejut.
“aku hanya sekedar mendengarnya, aku Kim
Soo Hyun, siswa kelas 3-1” kata siswa laki-laki itu memperkenalkan diri.
“Suzy imnida, kelas 3-3. Keunde... kenapa
aku tidak pernah melihatmu di sekolah? Dan kenapa kau selalu ada di tempat ini
saat hujan, dengan basah kuyup...” tanya Suzy penasaran.
“entahlah... aku tidak yakin bagaimana
menjelaskannya padamu. Bisa dibilang ini adalah tempat tinggalku, aku sudah 6
tahun tinggal disini” Jawab Soo Hyun sambil menggaruk rambutnya yang tidak
gatal.
“ne? Tinggal di halte bekas ini?” tanya
Suzy tidak paham.
“sebenarnya aku tinggal di bawah halte ini,
dibawah tanah disana...” kata Soo Hyun menunjuk tanah basah yang berada di
bawah bangunan halte itu. Suzy hanya memandangnya dengan tidak mengerti.
“apa kau sedang berfikir aku ada masalah
disini? Haha” tanya Soo Hyun sambil menunjuk kepalanya.
“apa kau punya masalah di sekolah? Apa kau
sering tidak menghadiri kelas? Apa kau ada kesulitan dalam pelajaran?” tanya
Suzy bertubi-tubi.
“kenapa kau sangat penuh dengan penasaran?”
tanya Soo Hyun tersenyum geli.
“keunyang... aku penasaran dengan yang kau
lakukan, kenapa aku sering melihatmu disini sendirian dengan seluruh badan yang
basah?” tanya Suzy sekali lagi.
“itu karena aku tidak pernah membawa
payung.” Jawab Soo Hyun singkat.
“lalu kenapa kau tidak menghadiri kelas dan
tidak datang ke sekolah? Apakah tidak ada guru yang mencarimu?”tanya Suzy
antusias.
“aku... hanya tidak yakin apa yang bisa aku
lakukan di sekolah.” Jawab Soo Hyun ragu.
“wae?” tanya Suzy menatap Soo Hyun sambil
membulatkan matanya.
“mungkin karena aku tidak menguasai banyak
pelajaran? haha” kata Soo Hyun ringan dengan tawa yang terasa kering.
“tapi itu tidak baik jika tidak pernah
menghadiri kelas, kita sudah kelas tiga, tidak lama lagi akan menghadapi
kelulusan, jika kau tidak menguasai pelajaran, kau kan bisa mengatasinya dengan
belajar lebih giat, dan jika kau kesulitan belajar kau kan bisa meminta bantuan
teman-temanmu...” jelas Suzy dengan penuh ketulusan.
“apa kau mau membantuku?” tanya Soo Hyun
penasaran.
“tentu saja, bagaimanapun juga kita teman
satu sekolah kan? Meskipun bukan teman sekelas, aku rasa kita harus bisa tetap
saling membantu” kata Suzy dengan penuh keyakinan.
“baiklah... aku akan menyimpan perkataanmu,
aku akan meminta bantuanmu untuk belajar!” kata Soo Hyun menantang.
“setuju!” ucap Suzy antusias.
“keunde... apakah kau tidak merasa
khawatir?” tanya Soo Hyun kemudian.
“mengkhawatirkan apa?” tanya Suzy tidak
mengerti.
“kau tidak mengenalku dengan baik, kita
juga tidak pernah berbincang-bincang sebelumnya, kita tidak berteman, tapi kau
bilang ingin membantuku, apakah kau tidak merasa khawatir jika ternyata aku
bukan teman yang baik?” tanya Soo Hyun penasaran.
“entahlah.... aku memang tidak mengenalmu
dengan baik, tapi karena aku sering melihatmu aku jadi merasa kita sudah lama
mengenal. Entah mengapa kau seperti bukan orang asing, apa kita pernah saling
mengenal sebelumnya?”tanya Suzy pada Soo Hyun.
“entahlah... bagaimana aku bisa mengenalmu
jika kau tidak mengenalku?” tanya Soo Hyun kembali.
“bisa saja, aku kehilangan ingatanku 6
tahun yang lalu, mungkin saja kita saling mengenal tapi aku tidak ingat.” Jelas
Suzy tentang keadaannya.
“ah geurae? Tapi diingatanku, aku juga
tidak mengenalmu, apa aku juga kehilangan ingatanku?” tanya Soo Hyun pada Suzy.
Suzy hanya memandang Soo Hyun dengan wajah bingung.
“aku bercanda, aku tidak kehilangan
ingatanku... keunde, kau benar-benar mau membantuku kan?” tanya Soo Hyun sekali
lagi.
“tentu saja, kita bisa memulai besok!”
jawab Suzy dengan semangat. Soo Hyun hanya membalas ucapan Suzy dengan senyuman
di wajahnya.
♪♫♪☻☺♪♫♪
Jumat, 21 November 2014
MY PROFESSOR * part 5
untuk mendapatkan password ff ini, hubungi admin di https://www.facebook.com/NurizMenantiPertemuanDgnNya
atau dengan mengirim email ke naykoayasame@gmail.com untuk bisa menerima password
sertakan judul ff yang ingin kalian baca dan alamat website atau blog kalian jika punya, gomawo
please don't copas, author membuat cerita ini dengan perjuangan imajinasinya, tolong kalian hargai :) terimakasih untuk kerjasamanya
atau dengan mengirim email ke naykoayasame@gmail.com untuk bisa menerima password
sertakan judul ff yang ingin kalian baca dan alamat website atau blog kalian jika punya, gomawo
please don't copas, author membuat cerita ini dengan perjuangan imajinasinya, tolong kalian hargai :) terimakasih untuk kerjasamanya
Langganan:
Postingan (Atom)