Sabtu, 20 Desember 2014

Rainy Days*part 1

Author: Nayko Ayasame
Main Cast: Bae Suzy, Kim Soo Hyun
other cast: Sulli
Genre: School life, friendship, sad,mystery, love story

annyeonghaseo, maaf ya tidak pernah update ff my professornya, author masih belum ada ide gimana ngelanjutin ff itu, tapi ini entah kenapa author tiba-tiba punya ide buat ff lain, sebenarnya ff ini mau author buat one shoot, tapi kayaknya terlalu panjang, jadi author pecah jadi beberapa part, happy reading ya, semoga suka... leave coment kalian ya, gomawoo

Rainy Days




Rintikan hujan terdengar memenuhi seluruh sekolah. Ribuan tetesan hujan kecil menjatuhi tanah lapangan berumput di sekolah SMA Hongdae. Hujan itu nampak deras namun dengan rintikan air hujan yang lembut bagaikan salju yang turun. Suasana kelas nampak tenang dengan siswa-siswa yang sibuk mencatat catatan yang dibuat guru di papan tulis. Suasana pagi ini benar-benar sangat tenang dan dingin.
Tidak lama kemudian perhatian semua siswa di kelas itu beralih pada guru perempuan yang memasuki kelas mereka. Seorang gadis muda mengikuti langkah guru tersebut dengan langkah yang perlahan-lahan dan terlihat sedikit canggung dengan suasana asing disekitarnya. Gadis itu mengenakan seragam sekolah SMA yang tidak sama dengan seragam SMA siswa Hongdae lainnya, nampaknya dia seorang siswi pindahan baru dari SMA lain.
“hari ini kita kedatangan siswa baru dari SMA Seoul, mulai hari ini dia akan menjadi salah satu siswa sekolah Hongdae. Ibu harap kalian bisa menjadi teman yang baik untuknya” kata guru perempuan yang berdiri di samping siswi baru itu.
“silahkan perkenalkan dirimu” ucap guru itu sekali lagi.
“annyeonghaseo... Suzy imnida.... aku dari SMA Seoul, ayahku dipindah tugaskan ke desa ini dan kami tinggal bersama dirumah nenek kami disini, salam kenal, mohon bantuannya” kata gadis itu memperkenalkan diri.
“yeoppo...” bisik salah seorang siswa pada temannya.
“hal ini akan sulit bagi Suzy, mengingat dia harus pindah sekolah saat kelas tiga SMA, karena itu ibu harap kalian semua bisa membantunya untuk segera beradaptasi dengan lingkungan sekolah kita” kata guru pada siswa-siswanya.
“nee.....” jawab siswa kelas itu antusias.
“mungkin sekolah kami tidak selengkap dan sebagus sekolahmu di kota dulu, tapi ibu harap kau tidak kehilangan semangatmu untuk belajar” kata guru itu ramah pada Suzy.
“ne... saya akan berusaha keras” jawab Suzy dengan penuh senyuman di wajahnya.
“baiklah... kau bisa mengambil kursi kosong di dekat Sulli.” Ucap guru itu menunjuk gadis berambut panjang yang duduk di dekat jendela. Sulli memberikan senyuman ramah pada Suzy untuk menyambutnya, dan tanpa membuang banyak waktu Suzy segera pergi ke kursinya dan mengikuti pelajaran di sekolah barunya.
“annyeong... Sulli imnida” kata Sulli ramah menyambut teman barunya.
“Suzy imnida...” balas Suzy.
“pasti kau merasa kesal ya karena harus pindah dari sekolahmu yang bagus di kota dulu...” kata Sulli mengawali pembicaraan.
“anniya... sejak kecil aku lahir di desa ini, keluarga kami baru pindah ke Seoul saat aku berusia 11 tahun, aku baru tinggal disana selama 6 tahun” kata Suzy menjelaskan.
“ah.. geuraeyo? Kalau begitu kau lebih lama di desa ini? Baguslah kalau begitu, mulai sekarang kita bisa berteman baik kan?” tanya Sulli pada Suzy.
“tentu saja” jawab Suzy dengan semangat.
Setelah perkenalan singkat antara keduanya, Sulli dan Suzy mengalihkan perhatian mereka kembali pada mata pelajaran.
SMA Hongdae adalah salah satu SMA besar yang ada di desa Yoochun. Tidak banyak sekolah yang ada di desa kecil ini. Desa Yoochun berada di daerah selatan Korea. Tempat ini sangat jauh dari kota Seoul tempat tinggal keluarga Suzy dulu. Karena keperluan bisnis ayahnya keluarga Suzy harus kembali ke desa Yoochun tempat kelahiran Suzy. Ibu Suzy adalah seorang penduduk Yoochun sementara ayah Suzy adalah penduduk Seoul. Mereka berdua bertemu saat ayah Suzy ditugaskan perusahaannya di desa itu. Desa Yoochun adalah desa yang sangat subur dan indah dengan hampir semua daerah dikelilingi oleh gunung yang tinggi dan sungai yang lebar dan sangat panjang. Pada musim hujan, hampir setiap hari desa ini akan diguyur air hujan yang akan membuat udara di sekitar desa semakin dingin dibandingkan dengan udara di daerah lain yang jauh dari pegunungan.
Setelah selesai dengan jam pelajaran pertama, Sulli mengajak Suzy berjalan-jalan mengelilingi sekolah. Kedua gadis itu berkeliling sekolah dari kantin,ruang komputer dan ruang perpustakaan. Sulli mengajak Suzy masuk kedalam perpustakaan dan berjalan kesudut perpustakaan yang memiliki jendela yang lebar. Ruang perpustakaan SMA Hongdae berada di lantai 3 gedung tersebut.
“tempat ini adalah tempat sempurna untuk belajar, kau bisa melihat banyak hal dari sini, misalnya saja sungai itu. Dan juga gunung itu” ucap Sulli bersemangat menunjuk sungai yang mengalir jauh didepannya dengan background pegunungan lewat kaca jendela yang buram karena embun dari rintik hujan. Suzy mengikuti arah pandang Sulli dan pandangannya tersita pada aliran sungai yang nampak  tenang dan bening yang berada diluar pagar beton sekolah diseberang jalan raya.
“indah... pasti terlihat lebih indah saat tidak hujan seperti sekarang.” Kata Suzy terpesona.
“kau benar. Saat hujan seperti ini tanah disekitar sungai menjadi licin, kau harus sangat berhati-hati saat melewatinya.” Kata Sulli memperingati.
“apakah itu sebuah halte bus? Tapi kenapa aku tidak melihat satupun bus yang lewat?” tanya Suzy penasaran.
“halte itu sudah lama tidak dipakai sejak bertahun-tahun lalu, dulu memang sempat ada beberapa bus yang digunakan sebagai transportasi di tempat ini, tapi karena desa ini sangat kecil, pemerintah daerah merasa pemakaian bus tidak diperlukan, lagipula tidak ada penduduk disini yang menaikinya, jadi penggunaan bus dihentikan” jelas Sulli kepada Suzy.
“ah geuraeyo...” kata Suzy mengangguk-angguk pelan.
Mata Suzy terus terfokus pada halte bus bekas itu, entah mengapa tempat itu memberikan kesan yang lain baginya. Dari kejauhan dia seperti melihat seseorang siswa sedang duduk di kursi halte itu dengan wajah yang tertunduk. Siswa itu mengenakan seragam sekolah Hongdae.
“apa yang dia lakukan disana? Bukankah ini masih jam sekolah?” tanya Suzy penasaran.
“em? Nugu?” tanya Sulli penasaran memperhatikan arah pandang Suzy.
“siapa yang kau bicarakan?” tanya Sulli sekali lagi karena tidak bisa menemukan siapapun yang ditunjuk oleh Suzy.
“eh? Apa aku salah melihat karena hujan yang terlalu deras?” tanya Suzy pada dirinya sendiri.
“ya.. aku rasa kau memang salah melihat” jawab Sulli singkat.
♪♫♪☻☺♪♫♪
                Akhirnya hari pertama Suzy di sekolah barunya telah berakhir. Pelajaran hari ini telah selesai, namun rintik hujan tetap belum berhenti. Mungkin hujan akan terus turun sepanjang hari ini. Suzy pulang bersama dengan Sulli, namun karena arah jalan mereka berbeda, keduanya berpisah di gerbang sekolah.
                Suzy berjalan pelan-pelan sambil melihat dengan seksama lingkungan di sekitarnya yang basah karena hujan, dia mencoba mengingat kembali kenangannya di desa ini saat dia masih kecil. Saat berusia 11 tahun, Suzy mengalami sebuah kecelakaan yang membuatnya trauma sehingga kehilangan ingatannya. Sejak saat itu dia sama sekali tidak mengingat apapun yang pernah terjadi padanya saat dia tinggal di desa Yoochun, karena itu meskipun dia lahir dan besar di desa ini namun dia sama sekali tidak memiliki ingatan masa kecilnya. Dari orangtuanya dia mengetahui bahwa saat berusia 11 tahun dia pernah menghilang beberapa jam, saat itu sedang hujan deras. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi pada Suzy, namun setelah beberapa jam berlalu akhirnya Suzy dapat ditemukan dengan keadaan tidak sadarkan diri dengan badan yang sangat dingin di pinggir sungai. Beberapa hari Suzy tidak sadarkan diri, dan pada akhrinya orangtua Suzy membawa Suzy ke rumah sakit Seoul karena mengkhawatirkan keadaannya.
Suzy berjalan dengan hati-hati menyusuri jalan berumput di pinggir sungai. Kali ini dia bisa melihat dengan lebih jelas sungai yang tadi diamatinya dari kejauhan. Saat berangkat sekolah dia tidak memperhatikan sungai ini sebelumnya, karena hatinya yang terlalu berdebar-debar menghadapi hari barunya menjadi siswa pindahan. Namun sejak melihat sungai itu dari perpustakaan, gadis itu terus saja merasa ada yang lain dengan sungai ini. Dia merasa bagian dari ingatannya memiliki kenangan yang dalam di sungai ini.
Tidak lama kemudian setelah berjalan menyusuri jalan di pinggir sungai, Suzy melihat seorang siswa laki-laki yang duduk berdiam diri di kursi halte bus. Siswa itu mengenakan seragam sekolah Hongdae yang terlihat sangat basah. Seluruh badannya nampak basah dari atas rambut sampai ujung kaki. Siswa itu menyadari kehadiran Suzy dan memandang Suzy dengan diam untuk beberapa saat kemudian berdiri dari tempatnya dan berjalan menjauh di tengah hujan.
“apakah itu siswa yang aku lihat tadi?” tanya Suzy penasaran sambil berfikir. Suzy mencoba mencari sosok siswa itu sekali lagi, namun siswa itu telah menghilang dari pandangan Suzy.
“dia pergi kemana?” tanya Suzy kebingungan pada dirinya sendiri.
Sejak kejadian saat itu, Suzy sering melihat siswa yang sama duduk di halte bus itu saat sedang hujan. Beberapa kali Suzy tidak sengaja menangkap bayangan siswa itu dari jendela kelasnya di tengah jam pelajaran, dan terkadang Suzy melihatnya saat perjalanan pulang ataupun berangkat sekolah. Hampir setiap saat hujan datang, siswa itu selalu berada di halte bus dengan seluruh badannya yang basah kuyup. Suzy tidak mengerti apa yang dilakukan siswa itu, kenapa dia selalu duduk di halte saat hujan. Suzy yakin dia adalah siswa sekolah Hongdae dilihat dari seragam yang dikenakannya. Namun yang tidak dapat dipahami Suzy adalah kenyataan bahwa dia tidak pernah melihat siswa itu di dalam sekolah.
Saat ini hujan juga sedang turun rintik-rintik. Suzy berencana untuk menemui siswa itu, sepulang sekolah Suzy membeli sebotol kopi hangat sebelum keluar sekolah.  Dengan berhati-hati Suzy duduk di kursi halte di samping siswa yang selalu basah kuyup itu.
“ini untukmu...” kata Suzy memberikan kopi hangat yang dibawanya pada siswa itu. Siswa itu terdiam sesaat dan tidak mengerti dengan sikap Suzy. Suzy mengembangkan senyumnya kemudian mengangguk dan mengarahkan kopi hangat itu kearah siswa yang duduk disampingnya.
“gomawo..” ucap siswa itu membalas senyum Suzy kemudian meminum kopi yang diterimanya.
“ini untuk mengeringkan rambutmu..” kata Suzy kemudian sambil mengeluarkan handuk kering dari tas yang dibawanya. Siswa itu nampak ragu, namun pada akhirnya menerima handuk yang diberikan Suzy dan mnegeringkan rambutnya yang basah.
“kau siswa Hongdae juga kan?” tanya Suzy penasaran. Siswa itu hanya mengangguk.
“kau murid pindahan dari Seoul itu?” tanya siswa itu kemudian.
“ne... kau tau aku?” tanya Suzy sedikit terkejut.
“aku hanya sekedar mendengarnya, aku Kim Soo Hyun, siswa kelas 3-1” kata siswa laki-laki itu memperkenalkan diri.
“Suzy imnida, kelas 3-3. Keunde... kenapa aku tidak pernah melihatmu di sekolah? Dan kenapa kau selalu ada di tempat ini saat hujan, dengan basah kuyup...” tanya Suzy penasaran.
“entahlah... aku tidak yakin bagaimana menjelaskannya padamu. Bisa dibilang ini adalah tempat tinggalku, aku sudah 6 tahun tinggal disini” Jawab Soo Hyun sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.
“ne? Tinggal di halte bekas ini?” tanya Suzy tidak paham.
“sebenarnya aku tinggal di bawah halte ini, dibawah tanah disana...” kata Soo Hyun menunjuk tanah basah yang berada di bawah bangunan halte itu. Suzy hanya memandangnya dengan tidak mengerti.
“apa kau sedang berfikir aku ada masalah disini? Haha” tanya Soo Hyun sambil menunjuk kepalanya.
“apa kau punya masalah di sekolah? Apa kau sering tidak menghadiri kelas? Apa kau ada kesulitan dalam pelajaran?” tanya Suzy bertubi-tubi.
“kenapa kau sangat penuh dengan penasaran?” tanya Soo Hyun tersenyum geli.
“keunyang... aku penasaran dengan yang kau lakukan, kenapa aku sering melihatmu disini sendirian dengan seluruh badan yang basah?” tanya Suzy sekali lagi.
“itu karena aku tidak pernah membawa payung.” Jawab Soo Hyun singkat.
“lalu kenapa kau tidak menghadiri kelas dan tidak datang ke sekolah? Apakah tidak ada guru yang mencarimu?”tanya Suzy antusias.
“aku... hanya tidak yakin apa yang bisa aku lakukan di sekolah.” Jawab Soo Hyun ragu.
“wae?” tanya Suzy menatap Soo Hyun sambil membulatkan matanya.
“mungkin karena aku tidak menguasai banyak pelajaran? haha” kata Soo Hyun ringan dengan tawa yang terasa kering.
“tapi itu tidak baik jika tidak pernah menghadiri kelas, kita sudah kelas tiga, tidak lama lagi akan menghadapi kelulusan, jika kau tidak menguasai pelajaran, kau kan bisa mengatasinya dengan belajar lebih giat, dan jika kau kesulitan belajar kau kan bisa meminta bantuan teman-temanmu...” jelas Suzy dengan penuh ketulusan.
“apa kau mau membantuku?” tanya Soo Hyun penasaran.
“tentu saja, bagaimanapun juga kita teman satu sekolah kan? Meskipun bukan teman sekelas, aku rasa kita harus bisa tetap saling membantu” kata Suzy dengan penuh keyakinan.
“baiklah... aku akan menyimpan perkataanmu, aku akan meminta bantuanmu untuk belajar!” kata Soo Hyun menantang.
“setuju!” ucap Suzy antusias.
“keunde... apakah kau tidak merasa khawatir?” tanya Soo Hyun kemudian.
“mengkhawatirkan apa?” tanya Suzy tidak mengerti.
“kau tidak mengenalku dengan baik, kita juga tidak pernah berbincang-bincang sebelumnya, kita tidak berteman, tapi kau bilang ingin membantuku, apakah kau tidak merasa khawatir jika ternyata aku bukan teman yang baik?” tanya Soo Hyun penasaran.
“entahlah.... aku memang tidak mengenalmu dengan baik, tapi karena aku sering melihatmu aku jadi merasa kita sudah lama mengenal. Entah mengapa kau seperti bukan orang asing, apa kita pernah saling mengenal sebelumnya?”tanya Suzy pada Soo Hyun.
“entahlah... bagaimana aku bisa mengenalmu jika kau tidak mengenalku?” tanya Soo Hyun kembali.
“bisa saja, aku kehilangan ingatanku 6 tahun yang lalu, mungkin saja kita saling mengenal tapi aku tidak ingat.” Jelas Suzy tentang keadaannya.
“ah geurae? Tapi diingatanku, aku juga tidak mengenalmu, apa aku juga kehilangan ingatanku?” tanya Soo Hyun pada Suzy. Suzy hanya memandang Soo Hyun dengan wajah bingung.
“aku bercanda, aku tidak kehilangan ingatanku... keunde, kau benar-benar mau membantuku kan?” tanya Soo Hyun sekali lagi.

“tentu saja, kita bisa memulai besok!” jawab Suzy dengan semangat. Soo Hyun hanya membalas ucapan Suzy dengan senyuman di wajahnya.
♪♫♪☻☺♪♫♪



1 komentar:

  1. aku penasaran sama soohyun oppa deh
    sebenernya soohyun oppa tuh siapa sh?
    apa ada hubungannya sama masa lalu suzy?

    BalasHapus